Islamic Pluralism in Indonesia: Comparing Fundamentalist and Liberalist View
Main Article Content
Abstract
Pluralisme dianggap sebagai basis ketiga dalam menafsir keberagaman beragama, setelah eksklusivisme dan inklusivisme. Sejalan dengan sejarah pluralisme di Barat, pluralisme Islam di Indonesia juga bisa dikatakan sebagai kontinuitas dari dua paradigma keberagamaan sebelumnya, yakni eksklusivisme dan inklusivisme. Meski demikian, aksi maupun reaksi yang dilakukan para pemikir fundametalis Muslim di Indonesia tidak bisa begitu saja dinafikan. Menurut kelompok terakhir ini, pluralisme adalah jalan berpikir yang “terlarang”.
Downloads
Article Details
Licensing
© The Author(s). Published by Department of Aqidah and Islamic Philosophy, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya, Indonesia.
This is an Open Access article distributed under the terms of Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
References
Boase, Roger, Islam and Global Dialogue. Burlington: Ashgate Publishing Limited, 2005.
Knitter, Paul F. The Myth of Religious Superiority. New York: Orbis Book, 2005.
Abou el Fadl, Khaled. The Place of Tolerance in Islam. Boston: Beacon Press, 2002.
Legenhausen, “Muhammad. Misgivings about Religious Pluralism of Sayyed Hossein Nasr and John Hick”, al-Tawhid, Vol. 14, No. 04.
Ukur, Fridolin and Retnowinarti. Pluralisme dan Demokrasi. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, 1995.
Sukidi. Teologi Inklusif Cak Nur. Jakarta: Kompas, 2001.
Ali, Abdullah Yusuf. The Qur’an, Text, Translation and Commentary. New York: Tahrike Tarsile Qur’an Inc. 2001.
Toha, Anis Malik. Tren Pluralisme Agama: Tinjaun Kritis. Jakarta, Perspektif GIP, 2005.