Tradisi Pakaian Baru pada Hari Raya di Madura: Studi Living Hadith

Authors

  • Mohammad Subhan Zamzami

DOI:

https://doi.org/10.15642/mutawatir.2020.10.2.267-291

Keywords:

Living hadith; new outfit; the feast day; Madura

Abstract

Abstract: The living tradition of new outfit on the feast day in Madura which passes down through generations has been considered only as a local tradition, whereas it is basically rooted from the hadith and the practices of the prophet’s companions. This article attempts to discuss the hadith on the tradition of the new outfit on the feast day, the Madurese’s view of this tradition, and the identification and urgency of this tradition as a living hadith. Based on the theory of acculturation and living hadith, this article concludes that: (a) The hadith about this tradition was narrated by al-Bukhārī, Muslim, and al-Nasā’ī; (b) The Madurese’s views on this tradition are varied, even contradictory depending on their perspectives and experiences; and (c) This tradition belongs to a living hadith on its material aspects for its existence seems to be rooted from the hadiths and the practices of the prophet’s companions. It reflects elements of obedience, respect, expressions of happiness, compassion, preservation of Islamic tradition, and differentiation between one moment from another.

Keywords: Living hadith; new outfit; the feast day; Madura.

 

Abstrak: Tradisi pakaian baru pada hari raya di Madura merupakan tradisi yang diwariskan lintas generasi yang dianggap hanya sebagai tradisi lokal. Padahal ia berasal dari hadis dan praktik sahabat. Artikel ini mendiskusikan secara deskriptif-analitis hadis tentang tradisi pakaian baru pada hari raya, pandangan masyarakat Madura tentang tradisi ini, identifikasi dan urgensi tradisi ini di Madura sebagai living hadith. Berdasarkan teori akulturasi dan living hadith, artikel ini menyimpulkan bahwa: (a) Hadis tentang tradisi ini diriwayatkan al-Bukhārī, Muslim, dan al-Nasā’ī; (b) Pandangan orang Madura tentang tradisi ini beragam, bahkan kontradiktif tergantung pada perspektif dan pengalamannya; dan (c) Tradisi ini merupakan living hadith kebendaan pada aspek matan, karena keberadaannya diilhami oleh hadis dan praktik sahabat. Ia mengandung unsur kepatuhan, penghormatan, ekspresi kebahagiaan, kasih sayang, pelestarian tradisi Islam, dan pembedaan antara suatu momentum dari momentum lain. 

Kata Kunci: Tradisi, pakaian baru, living hadith, hari raya, Madura.

Downloads

Download data is not yet available.

References

‘Āshūr (ibn), Muḥammad al-Ṭāhir. Al-Taḥrīr wa al-Tanwīr, Vol. 2. Tunisia: al-Dār al-Tūnisīyah li al-Nashr, 1984.

‘Asqalānī (al), Aḥmad b. ‘Alī b. Ḥajar. Fatḥ al-Bārī bi Sharḥ Saḥīḥ al-Bukhārī, Vol. II (Beirut: Dar al-Ma‘rifah, t.th.

‘Itr, Nūr al-Dīn. Manhaj al-Naqd fī ‘Ulūm al-Ḥadīth. Damaskus: Dār al-Fikr, 1979.

Ali, Muhamad. “Kajian Naskah dan Kajian Living Qur’an dan Living Hadith.” Journal of Qur'ān and Hadīth Studies, Vol. 4, No. 2 (2015).

Bāqī (al), Muḥammad Fu’ād ‘Abd. Al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Qur’ān al-Karīm. Kairo: Dār al-Ḥadīth, 1364 H.

_______. Al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadīth al-Nabawī, Vol. I dan VI. Leiden: Brill, 1936.

Bukhārī (al), Abū ‘Abd Allāh Muḥammad b. Ismā‘īl. Saḥīḥ al-Bukhārī. Beirut: Dār Ibn Kathīr, 2002.

Dwi, Hutomo. “Sejarah Baru Serba Baru Saat Lebaran Sejak Zaman Kerajaan.” Jadiberita. http://jadiberita.com/90801/sejarah-baju-serba-baru-saat-lebaran-sejak-zaman-kerajaan.html.

Erwan. “Memakai Baju Baru”, Buletinpintar. www.buletinpillar.org/renungan/memakai-baju-baru.

Geertz, Clifford. The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books, 1973.

Hasanah, Hasyim. “Perayaan Imlek Etnis Tionghoa: Menakar Implikasi Psiko-Sosilogis Perayaan Imlek bagi Komunitas Muslim di Lasem Rembang.” Jurnal Penelitian, Vol. 8, No. 1 (2014).

Hasbillah, Ahmad ‘Ubaydi. “Objek Kajian Living Quran dan Hadis.” https://id.123dok.com/document/zlr5v7oz-objek-kajian-living-quran-dan-hadis.html.

Kodiran. “Akulturasi sebagai Mekanisme Perubahan Kebudayaan.” Humaniora, No. 8 (1998).

Madjid, Nurcholis. “Akulturasi Islam dan Budaya Lokal.” Paramadina. https://paramadina.or.id/2015/08/07akulturasi-islam-dan-budaya-lokal/.

Munawir. “Ahl Al-Hadith dan Ahl Al-Ra’y: Dari Konstruksi Metodologi Hingga Tipologi Pemahaman Hadis Dialektik.” Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith, Vol. 9, No. 2 (2019).

Nasā’ī (al), Abū ‘Abd al-Raḥmān Aḥmad b. Shu‘ayb b. ‘Alī. Sunan al-Nasā’ī. Riyad: Maktabah al-Ma‘ārif, t.th.

Nawawī (al). Sahīḥ Muslim bi Sharḥ al-Nawawī, Vol. XIV. Kairo: al-Maṭba‘ah al-Mis}rīyah bi al-Azhar, 1929.

Naysābūrī (al), Abū al-Ḥusayn Muslim b. al-Ḥajjāj al-Qushayrī. Saḥīḥ Muslim. Riyad: Dār al-Mughnī, 1998.

Prijono, Sudarti. “Aspek Adaptasi dan Akulturasi Budaya di Situs Bumi Rongsok Tasikmalaya.” Purbawidya: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, Vol. 4, No. 2 (2015).

Qudsy, Saifuddin Zuhry. “Living Hadis: Genealogi, Teori, dan Aplikasi.” Jurnal Living Hadis, Vol. 1, No. 1 (2016).

Rachman, Subhan MA dan Fuad Rahman. “The Dynamic of Malay Islamic Law: The Rise and Practices of Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah in Jambi.” Journal of Indonesian Islam, Vol. 11, No. 2 (2017).

Saefullah, Saad. “Ini Hukum Memakai Baju Baru Saat Idul Fitri.” Islampos. https://www.islampos.com/ini-hukum-memakai-baju-baru-saat-idul-fitri-32127/.

Sukri, Ridwan Ahmad. “Konsep ‘Bapa’ Babu’ Guru Rato’ pada Masyarakat Madura sebagai Wujud Pengalaman Sila ke-2 Pancasila.” Jurnal Filsafat, Seri 30 (1999).

Sumbulah, Umi. “Islam Jawa dan Akulturasi Budaya: Karakteristik, Variasi, dan Ketaatan Ekspresif.” el Harakah, Vol. 14, No. 1 (2012).

Wallawī (al), ‘Alī b. Ādam b. Mūsā al-Atyūbī. Dhakhīrah al-‘Uqbā fī Sharḥ al-Mujtabā, Vol. XVII. Mekah: Dār Āl Barūm, 2003.

Downloads

Published

2020-12-30

How to Cite

Zamzami, M. S. (2020). Tradisi Pakaian Baru pada Hari Raya di Madura: Studi Living Hadith. Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith, 10(2), 267–291. https://doi.org/10.15642/mutawatir.2020.10.2.267-291

Issue

Section

Articles